Rabu, 21 November 2012

BUDIDAYA CABE MERAH

PENDAHULUAN

Cabe merah (Capsicum annum)merupakan salah satu komoditas unggulan yang bernilai ekonomis tinggi serta mempunyai prospek pasar yang menarik dan sebagai bumbu masak kaya vitamin A, C serta kalsium yang tinggi. Tanaman ini dapat dibudidayakan di dataran tinggi maupun rendah, dilahan sawah ataupun dilahan kering/tegalan, tanpa memerlukan persyaratan agroklimat yang terlalu khusus.
Untuk mencegah terjadinya fluktuasi produksi dan fluktuasi harga yang sering merugikan petani, maka perlu diupayakan budidaya yang dapat berlangsung sepanjang tahun antara lain dengan cara mengatur pola tanam di masing-masing sentra produksi khususnya di Jawa Barat. Sehingga dapat memenuhi permintaan pasar dan diharapkan harga selalu stabil.

BENIH
Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman cabe merah yang baik, diperlukan mutu benih yang baik dengan syarat antara lain : diketahui varietas dan identitas keunggulannya, kemurnian, seragam, daya tumbuh tinggi yaitu ± 80%, berlabel merah jambu atau benih bersertifikat.
Varietas cabe merah yang sering digunakan adalah Papirus, CTH-01, Paris Minyak, TM 999, Arimbi, Prabu, Jatilaba, Hot Beauty, Long Chili, Hot Chili, Hero, TM 888, Tit Super, Cabe Merah Kering Super, dll. 
SYARAT TUMBUH
Budidaya cabe merah dapat dilakukan dari ketinggian 0 - 1300 meter diatas permukaan laut dan mempunyai bulan basah berkisar  antara 3 - 9 bulan dengan curah hujan optimal 100 - 200 mm/bin, temperatur antara 18° - 27° C, untuk pembuahan 15° - 21°C.
Tanah yang baik untuk menanam cabe merah adalah tanah yang banyak mengandung humus, gembur, remah, tidak terlalu liat dan tidak terlalu porous dengan pH berkisar 5,5 - 6,8. Di tanah yang berat seperti alluvial dan grumosol juga dapat dilakukan budidaya cabe merah dengan tersedianya air dan drainase yang memadai. 
TEKNIK BUDIDAYA
Pengolahan tanah dicampur dengan pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 1:1:1.
Untuk penanaman seluas 1 ha diperlukan guludan lahan persemaian seluas 15 m2, dengan lebar dan panjang guludan disesuaikan dengan kebutuhan. 
Atap naungan dibuat miring ke barat dan menghadap ke timur. 
Penanaman bibit dapat dilakukan dengan cara disebar  secara merata atau dibuat lajur-lajur (larikan) dengan jarak tanam 20 - 30 cm dan kedalaman 0,5 - 1 cm. Sebelum bibit disebar sebaiknya tanah dibasahi terlebih dahulu. Bibit yang telah disebar ditutup dengan tanah kemudian tutup dengan karung, kurang lebih selama 3-5 hari, bila telah tumbuh tunas dan terlihat pertumbuhan merata maka tutup karung tersebut dibuka. 
Pemeliharaan persemaian meliputi : penyiraman, pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit, 
Pembubunan dilakukan 1-2 minggu setelah penyebaran bibit atau setelah keluar 2-3 daun. Bibit dapat dipindahkan ke lapangan 3-4 minggu setelah dibumbun atau 1,5 bulan setelah bibit disebar .
Dengan adanya persemaian diharapkan dapat dipilih bibit yang pertumbuhannya baik, sehat dan seragam untuk dikembangkan di areal pertanaman. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar